DimasBagus.com – Acara pameran dirgantara di Indonesia kembali memakan korban jiwa. Sebuah pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang dioperasikan oleh TNI-AU, jatuh saat bermanuver di langit Yogyakarta, Minggu (20/12/2015) siang.
Kadispen AU Marsma Dwi Badarmanto mengatakan dua pilot yang mengawaki T-50i registrasi TT-5007 tersebut tewas.
T-50 merupakan pesawat tempur taktis yang memperkuat matra TNI Angkatan Udara sejak Mei 2011 lalu. T-50 saat itu dipilih sebagai pengganti jet latih tempur BAE Hawk Mk 53 dan pesawat attacker OV-10 Bronco.
T-50 berhasil menyingkirkan pesaing-pesaing lain yang ditawarkan ke Indonesia, seperti Yakovlev Yak-130 Mitten buatan Rusia, Aermacchi M-346 buatan Italia, dan L-159 buatan Ceko.
Pemerintah Indonesia menandatangani kontrak pembelian 16 unit T-50 senilai 400 juta dollar AS pada Mei 2011. Untuk versi Indonesia, KAI memodifikasinya dengan pilon misil dan modul senapan otomatis, sehingga pesawat latih itu juga bisa menjadi pesawat serang ringan (light attack), setara dengan FA-50 namun tanpa radar AESA (actively electronic scanned array radar).
Versi untuk Indonesia tersebut diberi nama varian T-50i. Pengiriman pesawat dimulai sejak September 2013 lalu, dan gelombang terakhir diterima pada Januari 2014.
T-50i Golden Eagle registrasi TT-5007 baru dioperasikan oleh TNI-AU sekitar dua tahun. Golden Eagle dioperasikan oleh Skadron Udara 15 TNI-AU yang bermarkas di Lanud Iswahyudi, Madiun.
Oleh TNI-AU, pesawat jet dua kursi ini dijadikan sebagai pesawat latih lanjut. T-50 memiliki mesin General Electric F404-GE-102 dengan daya dorong sebesar 8,4 ton, mampu menanjak setinggi 15.000 kaki dalam 14 detik.
Pesawat memiliki daya jelajah sejauh 1.400 kilometer dengan tanki bahan bakar internal kapasitas 2,5 ton, tanpa persenjataan.
Sumber: [wp_colorbox_media url=”http://jakartagreater.com/61249-2/” type=”iframe” hyperlink=”JKGR”]