DimasBagus.com – Sebuah hubungan cinta yang ideal seharusnya melibatkan 2 orang dengan takaran perasaan yang sama. Namun dalam kenyataannya, cinta tidak bekerja seperti seorang hakim yang adil. Kadang ada satu orang yang memiliki perasaan mencintai terlalu mendalam pada pasangannya, sementara sang pasangan hanya mencintainya dengan kadar biasa saja.
Apakah kamu termasuk orang yang mencintai telalu dalam di hubungan yang sedang dijalani? Perasaan-perasaan ini pulakah yang kamu rasakan?
8. Karena Takut Kehilangan Dia, Kamu Menurunkan Standar yang Sudah Kamu Tetapkan Sendiri
Pasanganmu adalah orang yang sangat berarti dalam hidupmu. Bahkan, bisa dibilang dialah poros yang membuat kehidupanmu berputar. Membayangkan rasa kehilangan saat harus melepaskannya sangatlah tak tertahankan.
Rasa takut kehilangan ini secara tidak sadar menurunkan tingkat ekspektasimu sendiri. Jika sebelumnya kamu merasa harus diperlakukan dengan sangat baik oleh pasangan, maka kini kamu terima-terima saja saat tidak diprioritaskan. Selama ini kamu sangat benci pada pria perokok, tapi khusus untuk pasanganmu kamu akan membuat pengecualian.
Demi dia, kamu rela menurunkan standar yang selama ini sudah kamu buat sendiri. Ketika jadi pihak yang lebih dalam mencintai, kamu kadang lupa menepati janji pada diri sendiri.
9. Perlahan, Kamu Memunculkan Pemakluman-Pemakluman yang Berusaha Kamu Percayai
Sebenarnya kamu sadar bahwa hal yang kamu lakukan tidaklah tepat. Secara tidak langsung kamu sedang mempercundangi diri demi mempertahankan orang yang kamu kasihi dengan sepenuh hati. Namun lagi-lagi, cinta yang sangat dalam membuatmu tidak mau lekas pergi.
Saat pasanganmu melakukan sesuatu yang menyakitkan, kamu akan menghibur diri dengan memunculkan berbagai pemakluman. Semacam,
“Dia gak bermaksud gitu kok.”
“Ini ujian aja untuk menguji ketulusanku.”
“Aku kuat, kok. Gak pa-pa,”
Pemakluman-pemakluman ini secara tidak sadar kamu ciptakan demi mengobati kekecewaanmu. Perlahan, kamu mulai mempercayai pemakluman-pemakluman tersebut. Jika ini terus berlanjut, kamu bisa hidup dalam hubungan penuh ilusi yang kamu ciptakan sendiri.
10. Kamu Memilih Untuk Membatasi Diri Sendiri Agar Tidak Terlalu Bahagia, Supaya Tidak Sangat Sakit Nantinya
Setelah menyadari bahwa kamulah yang lebih mencintai pasangan, kamu mulai memasang benteng pertahanan bagi hatimu sendiri. Kamu tahu bahwa suatu hari kamu pasti sakit hati, karena itu saat ini lebih baik kamu menjaga diri agar tidak terlalu bahagia.
Ketika ada momen menyenangkan yang menghangatkan hatimu, kamu menggaungkan pada diri sendiri bahwa momen ini pasti akan terganti dengan kesedihan lain. Kamu berusaha meyakinkan diri untuk tetap bertahan, sebab paling tidak kini hatimu terpakai.
Quote dari Murakami ini selalu terngiang di kepalamu setiap pasangan melakukan hal yang manis:
“I think this time when you loved me will pass away, and another blue will replace it.”
11. Rasa Cinta yang Berat Sebelah Membuatmu Mulai Tidak Mencintai Diri Sendiri
Saat orang yang kita kasihi tidak membalas kasih yang kita berikan secara sepadan, kita mulai mempertanyakan kualitas kita sebagai pasangan. Apakah memang kita tidak layak untuk dicintai dengan dalam, atau kita hanya jatuh cinta pada orang yang salah?
Pertanyaan tentang kualitas diri yang digaungkan secara berulang-ulang perlahan membuatmu kehilangan rasa cinta pada diri sendiri. Bahkan tidak jarang benci. Kamu merasa tidak cukup baik untuk dicintai, tidak layak untuk dikasihi. Buktinya, pasangan yang sudah kamu banjiri perhatian saja tidak bisa jatuh hati.
Rasa ini bisa jadi sangat menyiksa. Kamu akan merasa tidak punya kelebihan yang mampu membuat orang lain mengasihimu. Tidak peduli betapa keras kamu berusaha, kamu akan selalu jadi orang yang punya cinta besar dan tidak pernah dibalas dengan sepadan.
12. Jadi Pihak yang Mencintai Lebih Dalam Membuatmu Sadar, Perasaan Tidak Bisa Dipaksakan
Perasaan bukanlah pertandingan tinju yang melibatkan pukulan yang harus dibalas dengan pukulan lain. Cinta juga bukan jual beli, yang harus selalu membawa keuntungan bagimu. Rasa sayang dan perhatian tidak bisa diatur dan dipaksakan kemunculannya.
Pernah jadi pihak yang mencintai lebih dalam membuatmu sadar betul bahwa tidak ada perasaan yang bisa dipaksakan. Walau terkesan menyakitkan, tapi pasanganmu memang punya hak untuk tidak mencintaimu sedalam kamu menyayanginya. Kamu tidak berhak minta dikasihani, dia pun tidak layak disalahkan.
13. Pengalaman Jadi Pihak yang Mencintai Lebih Dalam Membentukmu Jadi Pribadi yang Tulus
Barangkali kamu bertahan dengan pasangan yang sama, atau memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya. Apapun keputusanmu atas hubungan yang sedang dijalani, pernah jadi orang yang lebih mencintai akan menggemblengmu jadi orang yang lebih tulus setelahnya.
Kamu akan mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang tanpa pretensi. Ketika fokusmu hanya memberikan yang terbaik, tanpa pernah minta balik dihargai. Pemahaman ini tidak akan datang jika kamu tidak pernah jadi pihak yang lebih mencintai. Bagaimanapun tidak enaknya, ternyata ada sesuatu yang bisa kamu syukuri.
Perjalanan cinta memang tidak selalu manis. Pernah jadi orang yang mencintai lebih dalam adalah salah satu episode cinta yang tergolong tidak menyenangkan. Namun, kamu tetap bisa kok mengambil hikmah dari hal yang tidak mengenakkan tersebut.
Semoga kehidupan cintamu makin hangat dan menggenapkan, ya!
Sumber: HipWee