DimasBagus.com – Delapan Helikopter Apache AH-64E Guardian akan melengkapi kekuatan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Skadron 11/Serbu Semarang. Tiga unit sudah datang akhir Desember 2017, sisanya 5 unit segera datang. Yuk mengenal lebih dekat kecanggihan helikopter Apache milik TNI AD.
Sebelumnya Skadron ini sudah menyiagakan Helikopter jenis lain, yakni Bell 412, dirilis situs TNI AD, 6-9-2018.
Dengan tibanya pengiriman gelombang perdana AH-64E Apache Guardian, menjadikan Indonesia sebagai pengguna Helikopter tempur Apache di kawasan Asia Tenggara.
Sebelumnya Singapura terlebih dahulu melengkapi angkatan bersenjatanya dengan 20 unit AH-64D Apache Longbow sejak tahun 2006. Indonesia yang masih pemula sebagai pengguna Apache, mempunyai seri Helikopter yang lebih baru dan punya kemampuan lebih dibanding Apache kepunyaan Singapura.
Meski unit Apache yang diakuisisi hanya 8 unit, Apache Puspenerbad adalah jenis AH-64E Guardian. Sebagai informasi, sejatinya AH-64E adalah seri AH-64D Apache Longbow Block III, yang kemudian oleh Boeing diberi kode sebagai AH-64E Apache Guardian dan dirilis perdana pada tahun 2012.
Apa yang baru dari AH-64E Apache Guardian? yang paling kentara adalah adopsi mesin baru, yakni digunakan sepasang mesin T700-GE-701D dari General Electric, yang punya kekuatan lebih besar dari mesin AH-64D, yakni 1.994 shp (1.487 kw). Transmisi mesin pun diubah menjadi coupe dengan tenaga ekstra.
Alhasil kecepatan maksimum AH-64E bisa mencapai 300 km/jam, sementara AH-64D kecepatan maskimumnya 293 km jam. Meningkatnya kecepatan pada AH-64E diketahui juga berkat penggunaan material komposit baru pada pada baling-baling. Pada AH-64E, Boeing menyematkan sistem datalink MUM-TX lansiran L-3 Communications.
Keunggulan dari datalink ini memungkinkan awak Helikopter untuk dapat mengendalikan drone (UAV) lewat frekuensi C, D, L, dan Ku-band. Yang baru lainnya, Boeing melakukan perbaikan pada elemen landing gear.
Selain memproduksi AH-64E full gress alias baru, khusus melayani Angkatan Darat Amerika Serikat, Boeing tengah melakukan program upgrade dari AH-64D ke AH-64E, program ini telah berjalan sejak akhir 2012 untuk 634 unit AH-64D.
AH-64 Apache adalah tipe Helikopter militer dari jenis penyerbu/ penempur yang bisa diterbangkan dalam berbagai keadaan cuaca. Helikopter serbu ini dikendalikan oleh 2 orang crew dan persenjataan utamanya terdiri dari sebuah senapan mesin M230 kaliber 30 mm yang terletak di bawah hidung AH-64 Apache.
Helikopter ini juga bisa membawa gabungan persenjataan lain seperti AGM-114 Hellfire dan pod roket Hydra 70 di empat hard point pada pangkal sayap. AH-64 Apache merupakan Helikopter penyerang utama bagi Angkatan Darat Amerika Serikat dan merupakan pengganti helikopter serbu AH-1 Cobra. Helikopter tersebut telah teruji dalam mengemban tugas di berbagai medan operasi di belahan dunia.
Ketangguhannya dalam melibas lawan di berbagai medan pertempuran nyaris tak tersaingi, sebagaimana dikisahkan oleh Mayjen TNI Benny Susianto, mantan Danpuspenerbad, sebagai berikut: Pada suatu malam yang gelap pekat di padang gurun Irak, satu kompi Helikopter serang dari Batalyon Penerbangan 3-1 terbang melintasi Brigade Kavaleri 1-1 tanpa lampu sama sekali.
Mereka dapat melihat tank Bradley dengan jelas melalui kamera FLIR (Forward Looking Infra-red). Komandan Kompi Helikopter Serang yang melintas memastikan tidak ada pasukan kawan di depan mereka.
Beberapa saat kemudian, mereka mendeteksi sejumlah titik panas pada kamera FLIR yang berada beberapa kilometer di depan formasi tank Bradley dari Brigade 1-1 tersebut. Komandan Kompi Helikopter Serang segera memerintahkan kompinya mengambil posisi bertempur dengan terbang hover 50 kaki di atas permukaan tanah dengan separasi antar Helikopter 100-150 meter.
Mereka kemudian menembaki sasaran yang tidak terlihat oleh mata telanjang yang berada lebih dari 5 km di depan mereka. Setelah 45 menit menembaki sasaran, Kompi tersebut kembali ke titik bekal ulang depan (FARP = Forward Arming and Refueling Point) dan digantikan oleh Kompi C 3-1.
Di pihak musuh, mereka masih tidak menyadari apa yang menembaki dan menyebabkan kerusakan pada kendaraan tempur dan tank mereka. Aksi ini berlanjut sampai dengan pukul tiga pagi. Serangan ini dapat melindungi Brigade Kavaleri 1-1 dan menyebabkan kehancuran Brigade Tank (T-72) Divisi Adnan dari Garda Republik Irak dalam satu malam.
Menurut sebuah sumber, hal ini pertama kalinya satu brigade dihancurkan dengan mengerahkan hanya unsur Helikopter Serang. Tetapi bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Helikopter Serang jenis apakah yang digunakan?
Batalyon Penerbangan 3-1 merupakan satuan yang dilengkapi dengan Alutsista Helikopter serang jenis AH-64 Apache. Helikopter serang Apache ini dilengkapi dengan berbagai teknologi sistem senjata yang modern sehingga dapat mengidentifikasi musuh (terutama tank) pada jarak yang jauh tanpa terdeteksi oleh musuh.
Persenjataan dan peluru kendali yang diusungnya pun memiliki daya jangkau yang jauh melebihi daya jangkau tembakan tank musuh (T72). Berdasarkan pertimbangan yang matang, TNI AD dalam program modernisasi persenjataannya memilih untuk membeli Helikopter serang Apache untuk dioperasikan oleh Satuan Penerbangan Angkatan Darat.
Melalui mekanisme FMS (Foreign Military Sale), Pemerintah Amerika Serikat dan Republik Indonesia mengadakan perjanjian kerjasama pembelian Helikopter Apache varian terbaru (AH-64E Longbow).
Pada gelaran Hari Jadi TNI ke 72 di Cilegon Serang 5 Oktober 2017 tahun yang lalu, terlihat beberapa Helikopter serang jenis AH-64 Apache turut bermanuver dengan gagahnya, yang memberikan kesan betapa hebatnya kekuatan bersenjata kita.
Artikel ini sudah pernah tayang di JKGR.com pada (7/9/2018) dengan judul “Mengenal Helikopter AH-64E Apache Guardian TNI AD”.