Hati-hati, Ini Penyebab Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi

0
325
Penyakit Jantung Bawaan Bayi
Penyakit Jantung Bawaan Bayi

DimasBagus.web.id – Penyakit jantung bawaan alias PJB merupakan salah satu kelainan yang menyertai anak-anak yang terserang infeksi TORCH dari ibunya saat masih dalam kandungan. Namun tak banyak orang tua yang tahu gejalanya.

Spesialis jantung dari RSUP Dr Sardjito, dr Noormanto, SpA(K) menjelaskan sebenarnya kelainan jantung bawaan bisa terjadi karena berbagai faktor risiko, seperti kondisi genetik, turunan keluarga, serangan virus seperti TORCH, maupun akibat pola hidup orang tua misal diabetes yang diidap ibu, atau obat-obatan, alkohol dan rokok yang dikonsumsi orang tua.

“Yang mengkhawatirkan di Sardjito dalam empat bulan terakhir ditemukan ada 15 kasus Rubella syndrome dengan PJB. Ini riset yang dilakukan dr Herini (Dr dr Elizabeth Herini SpA(K) kurun akhir 2013-awal 2014. Setahu saya hanya satu kasus rubella yang tidak (disertai) PJB,” papar dr Noormanto dalam dalam Seminar Sehari ‘Yuk Kenali Ciri-ciri Gangguan TORCH pada Anak’ di RS Akademik UGM Yogyakarta dan ditulis Rabu (2/4/2014). Seminar ini terselenggara berkat kerjasama RS Akademik UGM dengan komunitas Rumah Ramah Rubella.

Hal ini berarti penyebaran infeksi TORCH tak lagi dapat diremehkan, utamanya bagi para ibu hamil di Yogyakarta. Seperti yang dijelaskan Prof dr Sunartini Hapsara, SpA(K), Ph.D. sebelumnya, bayi pengidap TORCH biasanya tidak memperlihatkan gejala tertentu, begitu juga dengan ibunya. Biasanya baru ketahuan setelah si anak lahir atau tumbuh sedikit dewasa, kendati orang tua belum tentu tahu gejalanya.

dr Noormanto menambahkan kelainan jantung bawaan atau penyakit jantung bawaan bayi, terutama akibat TORCH sangat beragam, itu pun dibagi menjadi dua jenis: yang tidak biru (non sianosis) seperti VSD (Ventricular Septal Defect), ASD (Atrial Septal Defect), pulmonal stenosis dan aorta stenosis atau penyempitan jantung, dan Patent; dan biru (sianosis) seperti TOF (Tetralogy of Fallot) dan Transposition of Great Arteries (TGA).

“Namun yang paling sering ditemukan pada pasien rubella adalah PDA, di mana tiap memompa darah bocor sehingga darah yang ke paru-paru jadi lebih banyak. Itulah sebabnya bayi dengan PJB biasanya gampang capek atau napasnya terengah-engah,” jelas spesialis dan konsultan jantung anak tersebut.

Hanya saja karena umumnya bayi dengan PJB tidak ada gejalanya atau asimtomatis, dr Noormanto meminta agar bayi-bayi yang memperlihatkan tanda-tanda seperti ini harus diperhatikan lebih lanjut, antara lain.

1. Biasanya ketika sedang menyusu sering berhenti karena napasnya tersengal-sengal
2. Keringat dingin atau pucat
3. Sering infeksi saluran pernapasan
4. Pertumbuhan terhambat
5. Kulit kebiruan terutama bila aktivitas meningkat seperti menangis
6. Kadang jalan sebentar lalu jongkok atau berhenti (tidak sanggup banyak bergerak dalam waktu lama)
7. Dari pemeriksaan terlihat detak jantungnya cepat
8. Aliran darah yang terdengar bising, meski kondisi ini biasanya hanya bisa dicek oleh dokter.

“Bila tanda-tanda itu muncul, kemudian bisa dilakukan EKG, foto dada, echocardiography, dan kateterisasi atau melihat kondisi jantung dengan memasukkan selang kecil ke dalam jantung untuk memastikan apakah si jantung si bayi benar ada kelainan,” terang dr Noormanto.

Setelah dokter memastikan si anak terkena penyakit jantung bawaan / PJB, misal karena infeksi TORCH, ada banyak kemungkinan yang masih bisa terjadi. Menurut dr Noormanto, jantung anak dengan PJB, misal yang bocor, masih bisa sembuh atau menutup sendiri, bisa juga terjadi endokarditis atau infeksi, atau sindrom Eisenmenger, yang awalnya tidak biru (non sianosis) menjadi kebiruan (sianosis).

“Selain dengan pemberian obat-obatan untuk mengurangi beban jantung, bisa juga dilakukan operasi atau kateterisasi. ini juga bisa untuk menutup lubang pada jantung,” saran dr Noormanto.

Sumber: DetikHealth