DimasBagus.com – Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan kembali program pengembangan jet tempur masa depannya kerjasama dengan Korea Selatan dalam proyek Korean Fighter Xperiment (KF-X) / Indonesia Fighter Xperiment (IF-X), dirilis Janes.com, 17/4/2018.

Berbicara saat pameran Defence Services Asia (DSA) 2018 di Kuala Lumpur, pejabat Indonesia mengatakan bahwa saat ini keterlibatan Indonesia terus berlanjut, Sejumlah masalah utama telah menyebabkan perdebatan mengenai apakah partisipasi ini harus dihentikan.

Permasalahan ini termasuk keuangan, sejauh mana Indonesia akan mendapat “manfaat teknis strategis”, dan apa yang disebut oleh para pejabat itu sebagai “faktor geopolitik”.

Para pejabat ini pun mengindikasikan bahwa partisipasi Indonesia dimasa depan dalam program ini kemungkinan akan ditentukan oleh para pemimpin seniornya, termasuk Presiden Joko Widodo.

Menurut salah seorang sumber industri Indonesia mengatakan, bahwa “Sebenarnya, uang bukanlah masalah utama meskipun ada sejumlah masalah terkait hal tersebut.

Faktor-faktor utama dalam keputusan ini adalah berupa keuntungan teknis yang bisa diperoleh Indonesia melalui program tersebut dan ada beberapa faktor geopolitik yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia.”

Terkait dengan faktor-faktor geopolitik ini, sumber industri menyebutkan seperti “Rusia, Amerika Serikat dan Korea Selatan”.

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut akan hal ini, namun dipahami oleh IHS Jane bahwa keterlibatan Indonesia dalam proyek tersebut telah menjadi sumber keprihatinan bagi AS, pemasok utama dari teknologi KF-X / IF-X, yang waspada mengenai ikatan lama dalam militer-teknis antara Indonesia dengan Rusia.

Pada bulan Januari 2018 yang lalu, pejabat pertahanan Indonesia berkomentar kepada media lokal bahwa saat ini Pemerintah RI kekurangan dana sekitar Rp 1,85 triliun atau sekitar $ 140 juta yang harus dibayarkan kepada Korea Selatan sebagai imbalan dalam keterlibatannya pada program KF-X / IF-X sesuai perjanjian keuangan yang sebelumnya telah ditandatangani pada tahun 2015.

Pembayaran Indonesia pada program KF-X / IF-X tersebut saat ini berada di belakang sekitar 40% dari komitmen keuangan yang telah disepakati sebelumnya.

Artikel ini pertama kali di angkat oleh IHS Jane. (17/4/2018) dan Dikutip dari JakartaGreater.com yang tayang pada 18 Apr 2018.