DimasBagus.com – Masalah pembelian tank kelas berat Leopard kembali disorot. Kali ini capres Joko Widodo mengkritik tank seberat 62 ton itu terlalu berat untuk jalan-jalan di Indonesia.
Di antara negara-negara Asia Tenggara, faktanya Indonesia tertinggal soal tank kelas berat. Singapura saja sudah memiliki tank kelas berat jenis Centurion sejak 1975. Singapura membeli 63 Centurion Mk3 and Mk7s buatan Inggris untuk memperkuat pertahanan korps lapis bajanya.
Tank bermesin Rolls Royce dengan kekuatan 650 tenaga kuda ini berbobot 51 ton. Senjata andalannya kanon 105 mm dan senapan mesin browning.
Tahun 1993 kembali Singapura membeli beberapa buah tank Centurion dari Israel. Seluruh tank Centurion milik Singapura sudah diupgrade sesuai standar militer Israel.
Tahun 2010 Singapore mulai memensiunkan barisan tank Centurion miliknya. Mereka membeli 93 Tank Leopard 2A4S eks Jerman. Dibanding Centurion, Leopard lebih unggul. Tank ini memiliki berat 62 ton dengan kanon 120 mm, proteksinya pun lebih baik.
Kini Singapura diketahui memiliki 182 Tank Leopard. Cukup bergigi jika dibandingkan luas negaranya yang tak seberapa dibanding Indonesia. Di tahun yang sama, Indonesia hanya mempunyai tank Scorpion dan tank AMX buatan Prancis, jelas kekuatan tank Indonesia kalah dari Singapura dan malaysia.
Malaysia juga memiliki PT-91M Pendekar sementara Thailand memiliki T-84 Oplot dari Ukraina.
Sementara Indonesia baru membeli tank Leopard tahun 2013. Indonesia akan memiliki 114 Tank Leopard eks Jerman dan 50 tank marder untuk pengangkut pasukan. Namun baru dua unit yang dikirim. Sisanya akan diterima Indonesia secara bertahap.
Selama ini Indonesia mengandalkan kekuatan lapis bajanya pada Tank Scorpion (8,7 ton) dan tank AMX buatan Prancis (13,7 ton).
Sumber: Merdeka