DimasBagus.com – Jenis pesawat tempur mana yang bakal menjadi pengganti F-5 Tiger belum diputuskan. Opsi yang mengemuka adalah antara jenis F-16 dan Sukhoi Su-35 meski santer yang akan dipilih jenis terakhir.
Menurut Kadispen TNI AU Marsma TNI Fajar Adriyanto, pihaknya sudah mengirimkan kriteria yang diinginkan dalam pemenuhan pengganti pesawat tempur yang tergabung dalam Skuadron Udara 14 itu ke Kemenhan.
Untuk penentuannya, pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah dalam menentukannya termasuk apakah pengadaan pesawat tempur tersebut didatangkan secara gres.
“Belum ada keputusan dari pemerintah, tapi TNI AU akan ikut dalam rapat dalam penentuan pesawatnya,” katanya di sela-sela peresmian monumen Pesawat F-5 Tiger di Bandung, Jumat (5/7).
Melansir suaramerdeka.com, dalam kriteria yang dikomunikasikan ke Kemenhan, AU menginginkan pesawat yang requirement. Sesuai kebutuhan, sehingga dalam permintaan itu dilampirkan kemampuan yang diinginkan termasuk sistem persenjataannya.
Disinggung kenyamanan sebagai pengguna, Fajar menyebut bahwa kedatangan pesawat tempur yang baru, terlebih dengan dinamika perkembangan teknologi, akan banyak memberikan keuntungan.
“Sebenarnya pesawat tempur (mana) itu sama saja, tapi yang jelas, semakin ke sini pembuatannya akan semakin modern pesawatnya,” kata mantan pilot F-16 Fighting Falcon tersebut.
Jika pengadaan pesawat pengganti itu diputuskan pada tahun ini, dengan jumlah pengadaan satu skuadron, diperkirakan armada terbaru penjaga langit Nusantara itu baru akan memperkuat jajaran AU tiga tahun lagi.
“Begitu dipesan, program pembuatannya antara 2-3 tahun baru datang pesawatnya. Itu satu skuadron, karena kita kalau pesawat baru itu satu skuadron,” kata perwira tinggi bintang satu itu.
Kecanggihan Dassault Rafale
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) tengah gencar mencari pesawat tempur baru demi menjaga kedaulatan udara Indonesia dari penyusupan asing. Pembelian ini dilakukan untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger TNI AU yang sudah termakan usia.
Ada sejumlah jet tempur yang diincar, yakni F-16 Block 52+ Fighting Falcon, Eurofighter Typhoon. Tak hanya itu, pesawat buatan Rusia Sukhoi Su-35 juga masuk dalam daftar belanja TNI AU dalam waktu dekat.
Tak mau ketinggalan, pabrikan Dassault Aviation juga mengincar minat TNI AU untuk membeli alutsista baru tersebut. Usai mengikuti Pameran Kedirgantaraan dua tahunan Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2015, mereka langsung mendatangi Indonesia dan menggelar uji terbang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Seperti apa kecanggihan yang ditawarkan Dassault Aviation atas Dassault Rafale buatannya itu?
Melansir TNI-AU.mil.id, Dassault Rafale didesain bersayap delta dipadukan dengan kanard aktif terintegrasi untuk memaksimalkan kemampuan manuver (+9 g atau -3 g) untuk kestabilan terbang. Maksimal, 11 g dapat diraih jika dalam keadaan darurat. Kanard juga mengurangi laju pendaratan hingga 115 knot.
Dari sisi elektronik, pesawat ini dilengkapi sistem Thales RBE2 berjenis passive electronically scanned array (PESA). Oleh pabrikannya, Thales, alat ini bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap jet tempur lainnya dan dapat mendeteksi secara cepat serta mampu melacak berbagai target dalam pertempuran jarak dekat.
Sebagai pelengkap, sistem radar juga dilengkapi RBE2 AA, berupa active electronically scanned array (AESA. Alat ini memiliki kemampuan deteksi hingga 200 km. Radar ini diklaim sangat andal dalam mendeteksi lawan dan mengurangi perawatan dibandingkan jenis sebelumnya.
Untuk menambah kemampuan supremasi udara, pabrikan juga memasang sejumlah sistem sensor pasif, yakni sistem optik-elektro berupa Optronique Secteur Frontal (OSF), yang terintegrasi dengan pesawat. OSF ini bisa mendeteksi dan mengidentifikasi target-target udara.
Sementara, untuk mendukung penerbangan dipasang modular avionik terintegrasi (IMA), atau biasa dikenal MDPU (data modular processing unit). IMA ini diklaim dapat membantu pilot selama operasi pertempuran berupa data analisis dari seluruh sistem sensor yang terpasang di dalam pesawat.
Rafale juga dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA, yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat. Kemampuan ini pernah ditunjukkan dalam sebuah pertempuran di Libya, di mana Rafale dapat melaksanakan misi secara independen untuk menghancurkan alat Pertahanan Udara Musuh (SEAD).
Selain menyerang musuh di udara, Rafale juga mampu menarget musuh-musuh di darat dengan peralatan mereka bernama alat intai Thales Optronics’s Reco New Generation dan Damocles electro-optical. Secara bersamaan, kedua alat ini memberikan informasi mengenai posisi target, membuka misi pengintaian dan telah terintegrasi dengan sistem IMA.
Rafale dilengkapi dua unit mesin Snecma M88, mesin ini membuat pesawat ini mampu melesat hingga 1,8 mach atau 1.912 km per jam dengan ketinggian puncak, dan ketinggian rendah 1,1 mach atau 1.390 km per jam.
Kecanggihan Sukhoi Su-35
Melansir militermeter.com, Jet tempur multi peran Sukhoi-35 (NATO menyebutnya Flanker- E) adalah pesawat tempur generasi empat++ dengan kemampuan manuver yang luar biasa. Su-35 diklengkapi denngan radar Irbis-E passive-electronically scanned-array (PESA) yang mampu medeteksi hingga 400 km dan melacak 30 target secara simultan serta melibat hingga delapan pesawat.
Untuk pertempuran udara, pesawat tempur Su-35 dapat dipersenjatai dengan rudal udara ke udara yang canggih, yaitu Vympel R-27 (AA-10 Alamo), rudal udara ke udara jarak menengah R-77 atau R-77-1 (AA-12 Acher), dan rudal udara ke udara jarak pendek dipandu infra merah R-73E (AA-11 Archer).
Pesawat tempur Su-35 dapat membawa rudal udara ke darat, rudal taktis Molniya Kh-29 (AS-14 Kedge), rudal anti radar Kh-31P (AS-17 Krypton), rudal anti radar jarak jauh Kh-58UShE (AS-11 Kilter). Juga dapat membawa rudal anti kapal Kh-31A, rudal anti kapal jarak jauh Kh-59MK (AS-18 Kazoo), rudal jelajah anti kapal Kh-35U.
Su-35 mampu terbang dengan kecepatan maksimum 2,25 Mach atau 2.778 kilometer/jam, terbang sejauh 3.600 km, dan radius tempur 1.600 km. Kemampuan yang sangat cocok dengan wilayah Indonesia yang luas. Komsomolsk-on-Amur, pabrik pembuat dari SU-35, menciptakan pesawat ini dengan teknologi TVC (Thrust Vectoring Control). Dengan kecanggihan dan kemampuan yang tinggi, sangat pantas bukan dijadikan pengganti F-5 Tiger TNI AU?
Pengganti F-5 Tiger, Dassault Rafale Vs Sukhoi Su-35
Jet tempur Rafale juga bersaing untuk bisa dipilih Indonesia yang sedang mencari jet tempur pengganti F-5 Tiger. Selain salah satu kandidat paling kuat yakni Su-35. Beberapa waktu lalu dua jet Rafale secara khusus melakukan aksi udara di Indonesia untuk unjuk kebolehan dan tentu saja menarik perhatian pemerintah.
Bagaimana perbandingan kedua jet tempur ini? Dari infografis di bawah ini mungkin akan lebih mudah tergambarkan
[democracy id=”3″]
[site_reviews_form title=”Submit Review” description=”Review perbandingan Su-35 Vs Dassault Rafale” category=”3487″ id=”k6t5pxgt”]
[site_reviews_summary title=”Summary” category=”3487″ schema=”true”]
[site_reviews title=”Reviewer” display=”5″ rating=”5″ pagination=”true” category=”3487″ schema=”true” id=”k6t5umc5″]